Pemerintah Klarifikasi Keberadaan Reporter Metro TV di Irak

Jakarta – Pemerintah RI melalui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menyampaikan klarifikasi tentang keberadaan reporter dan kameramen Metro TV di Irak. Pemeritah RI berharap Kelompok Mujahidin Irak segera membebaskan mereka.

Hal itu dikatakan Jubir Deplu Marty Natalegawa ketika dihubungi detikcom, Sabtu (19/2/2005).

Dikatakan Marty, setelah mendengar penyerahan sebuah video ke Kantor APTN Jumat (18/2/2005) sekitar pukul 23.00 Wib, pihaknya segera melaporkan kepada presiden. Sabtu dini hari, presiden menyampaikan klarifikasi melalui tayangan APTN dan Al Jazeera yang mempunyai jangkauan luas di Timur Tengah.

“Presiden telah menyampaikan tanggapannya yang menyatakan keberadaan para wartawan tidak ada sangkut paut politik di Irak dan menggambarkan wartawan sebagai pribadi profesional yang peduli kemanusian. Dengan klarifikasi ini kita berharap penyandera tergerak untuk segera membebaskan,” jelas Marty.

Marty menambahkan, pihaknya telah mengaktifkan kembali Penanggulangan Krisis sejak Jumat kemarin. Anggota tim Penanggulangan Krisis akan mendampingi Tim Metro TV ke Amman, Yordania malam ini.

Selain itu, Deplu juga telah mengirim instruksi khusus kepada perwakilan RI di kawasan Timur Tengah. Isinya agar perwakilan RI di Timur Tengah mengupayakan langkah diplomatik dengan pemerintah dan tokoh masyarakat setempat yang memiliki pengaruh di Irak.

“Instruksi sudah keluar kemarin kepada perwakilan untuk bertindak semaksimal mungkin,” tuturnya.

Seperti diberitakan, reporter Metro TV Meutya Hafid dan kameramen Budiyanto disandera Kelompok Mujahidin Irak. Dalam pernyataannya, penyandera meminta pemerintah Indonesia untuk mengklarifikasi status dan keberadaan mereka di Irak. (rif/)

Arif Shodiq Pujiharto – detikcom

Sumber: Detikcom Sabtu (19/2/2005)

No comments yet

Leave a comment